Hukum ini menyatakan bahwa setiap orang dapat termotivasi. Mereka memiliki sumbu tapi mereka tidak tahu sampai pada titik manakah sumbu itu akan tersulut. Upaya terus menerus untuk membangkitkan gairah orang melakukan aktivitas atau untuk kerja yang lebih besar kadang kala hanya membuang-buang biaya.

Kita masing-masing sebenarnya memiliki sumbu, dan seorang manajer motivasi yang efektif akan mengupayakan berbagai cara untuk menyulut sumbu seseorang menuju suatu gaya perilaku yang lebih termotivasi. Ketika seseorang mencoba dah gagal, manajer tadi dalam banyak kejadian menyalahkan dirinya, dan bagi kebanyakan manajer salah satu tugas yang tidak menyenangkan adalah memecat karyawan. Tetapi kadang-kadang ini merupakan tindakan terbaik sebab, sebagaimana telah kita katakan mungkin lingkungan yang ada memungkinkan tidak tercapainya hasil yang efektif. Pada sisi lain bisa jadi sikap individu itu sendirilah yang telah ditentukan untuk tidak bisa diajak berubah, individu yang terus menerus menunjuk jari dan berkata “itu bukan salah saya, orang lain yang salah.

Bukankan merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa pekerjaan tidak memperdulikan manusia ? Keperdulian manusia terhadap pekerjaanlah yang menimbulkan perbedaan. Seseorang dapat dengan tegas menyatakan dan percaya bahwa itulah perkerjaan yang paling buruk yang pernah dibuat oleh manusia. Namun demikian orang lain yang menangani pekerjaan yang sama itu melalui sikap yang berbeda akan berkata dan berkeyakinan bahwa itulah pekerjaan terbaik yang pernah diciptakan dan ia merasa sungguh beruntung memilikinya.


Maka dalam menerapkan hukum ini, sebagai motivator anda harus memahami bahwa setiap orang sungguh-sungguh mempunyai sumbu yang dapat disulut untuk membuatnya bergairah. Tetapi, melalui pemahaman yang sama anda harus menerima kenyataan bahwa kadang kala usaha dan waktu yang diperlukan memboroskan biaya.