Mendengar Ujian Nasional (UN) bakal ada siaran ulang, jadi sedih dan pilu hati ini, bagaimana tidak, para siswa yang sudah mempersiapkan mati-matian belajar sampai begadang, harus menelan pil pahit bakal ada ujian lagi. Mestinya mereka tinggal menunggu pengumuman hasil UN 2009 dan tinggal menikmati liburan , malah menunggu hal-hal yang tidak pasti kapan UN bakal diulang. Ada juga kabar bahwa UN diulang karena ada beberapa sekolah di tanah air telah membocorkan soal sebelum ujian, benar-benar suram pendidikan disini. Apakah separah itu pendidikan di negeri ini?

Arus informasi yang bebas memang tidak terbendung di dalam era teknologi masa sekarang, dimana setiap orang berhak mendapatkan informasi yang mereka inginkan dengan cepat, mungkin ini yang terjadi dengan perilaku siswa di Indonesia, kecanggihan teknologi yang mereka dapat , tidak bisa terbendung sehingga apa yang mereka inginkan bisa tercapai dalam waktu yang singkat.

Kalau kita mau melihat, disatu sisi lulusan sekolah sepertinya makin dipersulit dengan nilai kelulusan yang terus naik, sementara kualitas pendidikan tidak menunjang, menjadikan anak didik untuk menempuh cara-cara yang tidak terpuji, terlebih lagi banyaknya tawuran massal antara mahasiswa, sekali lagi inilah potret kehidupan pendidikan di tanah air.

Dan yang paling menyedihkan lagi, bagi anak-anak yang ingin memulai pendidikan mereka ke jenjang paling awal yaitu sekolah dasar (SD), sepertinya buat orang tua sekarang harus memutar otak lebih keras lagi untuk memasukkan putra-putri mereka, karena dengan adanya slogan sekolah gratis, banyak sekolah-sekolah yang "tampak"nya mempersulit jalan masuk.

Tidak seperti jaman dulu, rasanya sangat bebas untuk masuk ke sekolah negeri mana saja, bahkan parahnya lagi sekarang ada beberapa oknum sekolah yang menerapkan tarif untuk masuk ke sekolah mereka, walaupun statusnya gratis, alasannya memang daftar kesitu gratis, tapi ada dana yang harus dibayar dimuka untuk biaya perbaikan ini, biaya ekstra kulikuler, biaya ini, biaya itu, wah kalau gitu mending dihapus saja slogan sekolah gratis-nya. Yang lebih parah lagi ada sekolah yang melakukan wawancara ke calon anak didik yang menjurus kearah tendensius, misalnya dengan menanyakan apakah pekerjaan orang tuanya, sudah banyak yang tidak diterima akibat anaknya memberikan jawaban yang polos,ck.ck.ck..

Namun dengan demikian masih ada seberkas harapan untuk bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas di negeri ini. Walau harus dilalui dengan penderitaan, memang segalanya harus ada pengorbanan. tapi demikianlah penidikan di tanah air ini. Maju terus bangsa-ku....(hiks....).

Semoga bermanfaat,



Mungkin anda tertarik membaca artikel ini :